anak,

Memupuk Semangat Mendampingi si Kecil yang Sakit Berat, Pentingnya Peran Seorang Caregiver

03.52 Ena Nurjanah 1 Comments


Hidup bahagia dalam sebuah keluarga dengan anak-anak yang sehat dan pintar adalah dambaan hampir setiap orangtua. Namun pada kenyataannya, harapan itu tidak selalu  terkabul. Dalam kehidupan, kita harus menerima kenyataan bahwa ada saja hal-hal yang tidak  diharapkan terjadi dan menimpa kita. Ada kesedihan yang dialami, juga kepedihan yang  dirasakan. 

Salah satu kondisi yang tidak sesuai harapan adalah ketika mengetahui anak kita divonis menderita penyakit berat yang sulit disembuhkan, penyakit kanker misalnya. Saat pertama kali berita itu sampai ke telinga, respon pertama pada umumnya adalah shock. Tidak menyangka kalau hal itu bisa terjadi pada buah hati yang selama ini sudah kita rawat dengan penuh cinta, bahkan kita pun sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan penyakit dengan rajin memberikan imunisasi sejak anak lahir. Tapi, itulah fakta dan takdir yang mungkin harus kita hadapi. Kita mungkin akan kaget dan tidak percaya atas apa yang kita dengar, pun ada rasa tidak percaya atas apa yang disampaikan oleh dokter. Kita mencoba menolak informasi tersebut dan berusaha mencari second opinion untuk meyakinkan mudah-mudahan dokter salah melakukan diagnosa. Merasa berita itu tidak benar karena kita sudah memberikan perawatan yang sangat baik kepada anak hingga saat ini. 

Mungkin juga ada perasaan marah kepada pasangan hidup; berpikir ‘Ini pasti gara-gara si ibu yang pernah lalai dalam merawat’; ‘ini pasti ada turunan dari si bapak yang tidak pernah di ceritakan kepadanya’; dan masih banyak lagi kemarahan yang terlintas di benak kita selaku orangtua. Kadang pula muncul pikiran ‘mengapa bukan saya saja yang sakit’; ‘Mengapa harus anak yang masih kecil?’; ‘mengapa harus keluarga kami yang mendapatkan musibah ini?’

Semua perasaan berkecamuk dalam diri hingga pada akhirnya sampai pada tahap harus menerima keadaan dengan perasaan teramat sedih, apalagi ketika melihat wajah anak yang sakit. Dari situ mulailah terpikir untuk mencari berbagai solusi yang bisa dilakukan bagi kesembuhan anak. Harus diingat bahwa semakin cepat orangtua menerima kenyataan (walaupun tentu saja rasa sedih itu tidak bisa hilang), maka semakin cepat pula orangtua bisa segera memberika solusi terbaik bagi anaknya.

Orangtua yang harus merawat anak yang menderita sakit berat tentu bukan perkara mudah, karena akan begitu banyak hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan. Mulai dari membawanya ke rumah sakit, kunjungan rutin ke dokter, memeriksakan ke lab, mengatur jadwal minum obat, mengatur pola makan, dan lain sebagainya. Semua itu tidak ringan, bahkan bisa menguras seluruh energi baik fisik maupun psikis.

Bagi para orangtua atau siapapun yang merawat, mendampingi, atau membantu seluruh kebutuhan dan keperluan pasien biasanya disebut dengan istilah caregiver. Di Negara-negara maju, caregiver sudah mendapat perhatian yang serius. Caregiver menjadi bagian tersendiri yang harus diperhatikan kebutuhannya dengan layak. Mengapa demikian? Karena pekerjaan caregiver itu maha berat dan sangat menentukan bagi pasien. Jika caregivernya stress, kelelahan fisik dan psikis, maka akan berdampak pada menurunnya kualitas pendampingannya. Hal tersebut bisa menyebabkan pasien menjadi semakin sakit, karena perlakuan caregiver yang tidak tepat atau tidak tulus lagi.

Kelelahan fisik dan psikis yang dialami caregiver adalah suatu hal lumrah terjadi. Tidak ada manusia super. Sehebat apapun, sekuat apapun seseorang, ia akan mengalami fase kelelahan, kejenuhan, bahkan kehilangan semangat hidup. Kalau sudah demikian, apa yang bisa diperbuat oleh caregiver? Harus kah hanya berpasrah saja dengan keadaan. Membiarkan kualitas perawatannya  terus menurun? 

Seorang caregiver, tetaplah seorang manusia biasa yang harus terpenuhi kebutuhannya secara layak. Hanya saja, dengan kondisi yang sedikit berbeda. Mereka memiliki tanggung jawab penuh dalam kesehariannya untuk merawat anak sakit, dengan perlakuan yang lebih dari anak-anak yang sehat. 

Menjadi caregiver akan dihadapkan dengan berbagai masalah yang tidak bisa dibilang ringan. Orangtua yang menjadi caregiver bagi anaknya atau siapapun yang menjadi caregiver bagi keluarganya pasti mengalami masalah keuangan; bagaimana biaya pengobatan, biaya perawatan agar yang sakit bisa merasa nyaman meski dalam keadaan sakit berat. Kemudian, masalah fisik; kelelahan, kurang tidur, tugas rutin di rumah yang menumpuk. Yang ketiga masalah emosional; merawat orang sakit pastinya akan selalu menguras emosi, ada perasaan sedih, kasihan, kecewa bahkan marah. Dan yang terakhir adalah masalah dalam hubungan sosial maupun hubungan personalnya. Waktu nya akan semakin berkurang untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, dengan teman-teman, tetangga bahkan sekedar untuk ngobrol dengan seseorang via telpon pun terasa menjadi sulit.

Caregiver seharusnya bisa tetap memenuhi kebutuhannya sebagaimana orang lain yang tidak menjadi caregiver. Seorang caregiver tidak harus terus menerus bersedih dan mencurahkan seluruh perhatiannya terhadap si sakit hingga mengabaikan kebutuhannya sendiri untuk beristirahat, merasakan kesenangan seperti waktu sebelum ia menjadi caregiver. Pergi rekreasi sering dianggap tidak pantas dilakukan oleh seorang caregiver pada saat ada  anggota keluarganya yang menderita sakit.

Apakah memang demikian seharusnya? Lalu, di mana sisi kemanusiannya harus  ditempatkan seorang caregiver? ketika ia terpuruk dengan semua tanggung jawab, ia letih, kelelahan dan hampir putus asa.

Sebaagi seorang caregiver, seharusnya tetap bisa mendapatkan hak-hak nya sebagai manusia normal dengan segala kebutuhan fisik dan psikisnya. Hanya saja semua kebutuhan itu sekarang harus disesuaikan dengan tanggung jawab perawatan terhadap yang sakit.

Seorang caregiver harus mampu menjadikan dirinya berdaya, tetap semangat dalam melakukan perawatan dengan terus menjaga komitmen bahwa apa yang ia lakukan sesuatu yang sangat berharga dan bernilai. Berfokus hanya pada hal-hal yang mampu ia kontrol seperti berobat rutin, minum obat, makan yang sehat dan terjaga. Jangan berfokus pada hal-hal diluar kendalinya, seperti berpikir terus bagaimana kalau si sakit tambah parah, tidak bisa diobati, dan lain-lain. Karena hal-hal diluar kendalinya hanya akan membuatnya bertambah stress. Berusahalah untuk bisa mendapat bantuan dari pihak keluarga, berbagilah sekali waktu dengan yang lain dalam merawat si sakit. Agar caregiver bisa berbagi perawatan dengan keluarga atau sahabatnya, sebaiknya caregiver punya catatan kegiatan sehari hari yang dilakukan terhadap si sakit, kegiatan selama seminggu itu apa saja, atau catatan penting lainnya tentang si sakit sehingga ketika caregiver ingin meminta bantuan, orang lain pun dengan mudah menggantikannya dan caregiver tetap merasa nyaman dengan bantuan yang diberikan oleh orang lain. Hal ini karena mereka tahu persis apa yang harus mereka lakukan bagi si sakit. Jangan ragu untuk meminta bantuan, karena orang lain pun biasanya turut prihatin dan ingin sesekali  meluangkan waktu untuk membantu.

Sediakan waktu bagi caregiver untuk beristirahat. Jika ada bantuan manfaatkanlah waktu yang ada untuk menyenangkan diri sendiri. Waktunya bisa digunakan untuk tidur, nonton film kesukaan, karaokean, ke luar rumah untuk jalan-jalan atau mengunjungi tetangga yang dekat , bisa juga rekreasi ke tempat yang dekat yang tidak memakan waktu terlalu lama. Semua itu pantas dan memang seharusnya bisa tetap dilakukan oleh seorang caregiver. Caregiver tidak harus merasa bersalah karena meninggalkan sejenak si sakit untuk menyenangkan diri sendiri. Caregiver tidak bisa dikatakan egois hanya karena ia mementingkan diri sendiri pada saat itu. Justru, apa yang dilakukan oleh caregiver akan dapat meningkatkan kualitas perawatnya terhadap si sakit. Caregiver akan kembali melayani si sakit dengan perasaan bahagia. Bahagianya seorang caregiver akan berpengaruh meningkatkan kualitas layanannya.
Yang terakhir adalah jaga kesehatan. Caregiver  selalu dituntut menjadi orang yang selalu sehat, tidak boleh sakit, tidak boleh lelah. Meski semua orang tahu, manusia tidak selalu dalam keadan prima, tapi itulah yang terjadi. Oleh karena itu, caregiver harus tetap mengutamakan dirinya pergi ke dokter jika memang dirasaka dirinya kurang sehat. Tetap kunjungi dokter untuk jadwal  yang sudah rencanakan bagi dirinya sendiri. Rajinlah berolah raga agar tubuh tetap bugar dan tidak mudah sakit. Meditasi juga sangat baik untuk menenangkan dirinya. Membuatnya sehat secara lahir dan bathin. Jangan lupa untuk tetap mengkonsumsi makanana yang sehat dan bergizi, tidak mesti mahal untuk mengkonsumsi makanan sehat, yang dibutuhkan adalah komitmen untuk tetap menjaga dirinya melalui asupan makanan yang sehat dan jangan lupa tidur yang cukup, karena jika kurang tidur akan berdampak pada keluhan-keluhan yang akan mengganggu aktivitasnya dalam merawat si sakit.

Satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari para penganut agama adalah agar para caregiver tetap mendekatkan diri pada Tuhan dengan rajin menjalankan kewajiban sebagai umat beragama. Hal ini bisa menjadi salah satu cara mengurangi beban mental yang dirasakan. Kepasrahan hati pada sang pencipta, akan menenangkan dirinya atas apa yang dialami dan dijalaninya.

Sehatnya seorang caregiver secara fisik dan psikis akan berdampak sangat nyata bagi kesehatan dan kebahagiaan si sakit. Jadi, jangan mengabaikan kebutuhan fisik dan psikis dari para caregiver. 

Dari berbagai sumber

1 komentar: