anak Indoensia,

Ketika Remaja ‘Pacaran kebablasan’, Apa yang bisa kita lakukan?

23.10 Ena Nurjanah 0 Comments


Sebutlah namanya Bunga (bukan nama sebenarnya), berusia sekitar 23 tahun. Bunga mengalami keguguran akibat kehamilan yang tidak dikehendaki. Bunga telah melakukan hubungan di luar nikah dengan pacarnya. Rupanya pacarnya ini sangat pandai merayu, sehingga dengan setengah terpaksa terjadilah hubungan badan yang tidak diharapkan oleh bunga.

Bunga mengalami kekacauan dalam hidupnya sejak peristiwa itu. Pacarnya dan keluarga pacarnya ingkar janji. Padahal awalnya mereka telah sepakat akan menikahkan bunga dengan pacarnya. Perbedaan agama  yang menjadi alasan mereka ingkar janji.

Bunga bersikeras untuk menikah dengan pacarnya tersebut. Ia mengupayakan segala cara untuk menikah dengan pacarnya. Ia mencari tempat menikah beda agama, ia melaporkan pacarnya ke atasan pacarnya, ia meneror pacarnya melalui social media. Intinya adalah agar pacarnya mau bertanggung jawab menikahinya.

Jika ditelusuri, Bunga sendiri punya pekerjaan yang mapan, bahkan jauh lebih baik dibandingkan pacarnya. Status social antara Bunga dan pacarnya juga tidak bisa dianggap setara. Namun alasan ia telah ternodai oleh pacarnya membuat ia memaksakan diri harus menikah dengan pacarnya itu. Atau, Bisa jadi memang perasaan cinta bunga masih sangat kuat  terhadap pacarnya.Selama masa pacaran,   pacar Bunga  memiliki  tutur kata yang santun, dan  sangat  romantis.

Dari Kisah tersebut apa yang bisa kita pahami dan yang bisa kita lakukan?
  • Satu hal yang kita pahami bersama, bahwa Bunga adalah remaja yang melangkah sendiri dalam kehidupan pergaulan dengan teman-temannya.
  • Bunga  tidak menceritakan apa yang dialaminya kepada kedua orangtuanya,  ini menunjukkan adanya hambatan komunikasi yang terjadi antara anak dan  ke dua  orang tuanya.
  • Saatnya semua orang dewasa menyadari, bahwa ada kesalahan  dalam pengasuhan dan segeralah bantu Bunga mengatasi masalahnya.
  • Membantu Bunga mengatasi masalah adalah dengan sikap penuh penerimaan akan dirinya dan kesalahan yang sudah diperbuatnya. Bukan dengan menolaknya sebagai remaja nakal, bermasalah dan berbagai label yang menjauhkan Bunga dari kita.
  • Harus dipahami, Bunga masih dalam keadaan kasmaran, pikirannya masih dibutakan oleh cinta, setiap kalimat yang memintanya untuk melupakan pasti dijawabnya dengan tangisan.
  • Bunga tidak bisa dimarahi,dia akan lari dan menjauhi orang yang memarahinya.
  • Bunga harus didekati dengan cinta yang tulus, oleh orang-orang  dewasa yang bertanggung jawab, dan itu bukan dengan mencari pacar yang baru tentunya.
  • Bantu bunga memahamai emosinya. Bantu bunga untuk bisa mengakui bahwa pada saat ini dia memang masih dalam keadaan kalut antara rasa cinta yang sangat dalam  terhadap pacarnya,  rasa marah atas pemaksaan pacarnya itu sekaligus kecewa atas sikap menghindar pacarnya.
  • Sebagai penganut agama yang taat, Bunga  sangat menyesali  apa yang telah terjadi pada dirinya. Bantu Bunga agar tidak terus menerus menghakimi dirinya hingga menganggap tidak ada lagi pintu bertaubat, menutup ruang bagi dirinya untuk keluar dari masalah yang tengah dihadapinya.
  • Bantu Bunga untuk memahami bahwa setiap orang pasti pernah berbuat salah, berbuat dosa. Meskipun demikian,  setiap orang  masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri, termasuk Bunga masih bisa memperbaiki  kesalahan dirinya, yang paling penting  ia berjanji/ bertekad dalam dirinya untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.
  • Bunga selalu beranggapan bahwa  dirinya telah ternoda, telah kotor oleh pacarnya  sehingga ia memaksakan dirinya harus menikah dengan pacarnya, “sudah terlanjur.”  Kata-kata itulah yang selalu dikatakan oleh Bunga. Anggapan ini secara perlahan harus di sadarkan oleh bunga. Cara pandang tersebut  tidak sepenuhnya benar. Kalimat ‘sudah terlanjur’ sama sekali tidak tepat. Bunga harus diajak berpikir, apakah  bunga siap  meneruskan hidupnya dan  membangun  sebuah rumah tangga  dengan laki-laki yang  tidak bertanggung jawab, yang dengan begitu mudah meninggalkan Bunga dalam kesulitan.
  • Katakan pada bunga, cinta memang tidak mudah untuk hilang tiba-tiba.. perlu waktu..tapi bukan tidak mungkin  perasaan itu  bisa hilang. Bunga harus  terus melakukan kesibukannya, apalagi Bunga sudah bekerja dan cukup padat jadwal bekerjanya.
  • Bunga juga perlu orang terdekat yang selalu bisa mensupport dirinya, ketika bunga sedang down, ingat pacar, ingin menumpahkan perasaan kesal-marah-kecewa-rindu dll yang bercampur jadi satu. Orang terdekat itu tidak perlu menasehati, cukup menjadi pendengar yang baik bagi bunga.
  • Bunga harus menghapus tulisan-tulisannya di social media milik dirinya ataupun pacarnya yang bernada pengungkapan dirinya yang telah ternoda. Karena hal ini sebenarnya untuk melindungi dirinya. Kalimat-kalimat yang dia tulis di sosmed bisa menjadi boomerang bagi dirinya di saat dirinya sudah kembali move on
  • Usahakan agar bunga menghentikan usahanya untuk menghubungi pacar, orang tua  pacar ataupun kerabat pacarnya. Hal ini penting  untuk menjaga  perasaan Bunga.  Bunga  harus dibantu agar bisa bersikap konsisten dalam upayanya untuk menghilangkan perasaan cinta yang masih ada terhadap pacarnya. Tujuannya agar rasa cinta bisa benar-benar pupus suatu saat, tidak dengan cara harus up and down dalam mensikapi pacarnya. Jika Bunga tetap menjalin hubungan dengan pacarnya ataupun pihak kerabat pacarnya, maka hal ini akan berdampak semakin lamanya proses yang harus dilalui bunga untuk kembali move on.
  • Yang harus diperhatikan lagi oleh bunga adalah ketika bunga sudah move on, biasanya si pacar akan berusaha untuk mengejar bunga, mencari bunga dan lebih parah ketika bunga menolak akan muncul sikap-sikap arogansi dari mantan pacar. Hal ini harus bisa diantisipasi oleh bunga dengan menghapus jejak bunga dari mantan pacarnya tersebu.
  • Dalam menghadapi masa-masa sulit terebut Bunga harus terus didampingi oleh orang-orang terdekatnya. Jangan hakimi Bunga dengan segala kesalahannya, Tapi bantu Bunga agar bisa bangkit dari keterpurukannya akibat pergaulan bebas yang tidak terkontrol.
  • Secara hukum, Bunga memang bisa mengajukan  pengaduan  atas tindakan pemaksaan  hubungan badan. Namun, kasus Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) masih sangat sulit bisa ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian, dengan alasan sudah dewasa dan dilakukan suka sama suka. Sehingga seringkali untuk kasus-kasus seperti ini, kaum perempuanlah yang harus menanggung semua akibatnya.
  • Menghadapi masa-masa sulit ini, Orang yang paling baik dalam kehidupan Bunga seharusnya adalah kedua orangtuanya. Mencari bantuan  kepada  ahlinya adalah pilihan terakhir ketika orang tua tidak mampu lagi mengatasinya.


You Might Also Like

0 komentar: